Minggu, 17 Juli 2016

Ternyata Generasi kita krisis identitas

"Kekosongan esensi dari identitas generasi kami yang sudah mirip karnival para nihilis basi, dengan perspektif tanpa guna serupa sepion metromini" - Ucok.


Cerita ini agak nganu sih sebenarnya, Tapi terpaksa saya tulis sebagai peringatan bagi seluruh lapisan anak muda. Entah dari kalangan jomblowan hingga jomblowati.

Kemarin saya agak risih ketika mendapat pesan dari seorang kawan lama. Isi pesannya memang kurang mendidik sih, dia bilang habis menenggak obat.

Kemudian saya jadi heran dan bertanya, apa maksud dia mengirim pesan seperti itu ? Apakah karena saya tidak seperti dia lagi ? Atau saja, dia hanya mengejek saya karena tidak sebebas dulu.


Mungkin dalam pandangan perkawanan kami selama ini, sikap seperti saya ini termasuk kategori "munafik". Bagaimana bisa ? Yaa begitulah, sok suci. Tiba tiba ngustad begitu, wong dulunya bejat.

Tapi kawan, bukan itu masalah sebenarnya... Bagaimana mungkin, di tengah rusaknya generasi seumuran kita, kita masih saja enjoy dan bersikap hanya mengikuti arus mainstream.
Bagaimana mungkin, di tengah lahapnya pekerja asing menghabisi lapangan pekerjaan kita, kita hanya tidur, bahkan malas membuka kelopak mata.


Ohh iya, saya baru sadar...generasi kita ini ialah generasi krisis identitas.
Terlebih jika ngebahas perihal agama, jauh soub.
Sekulerisme ternyata hakikatnya mengakar dalam diri kita.
Kita tidak lagi merasa malu berbuat dosa dan maksiat. Terang-terangan semuanya.
Seolah-olah, agama bukan lagi bagian identitas kita.



Tulisan ini sebenarnya bukan bermaksud untuk ngustad sih, tapi lebih ke arah mempertanyakan identitas pemuda kita hari ini, Pada dikemanakan ?





Lokasi: Sampit, Mentawa Baru Hulu, Mentawa Baru/Ketapan, East Kotawaringin Regency, Central Kalimantan, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar