Kamis, 18 Mei 2017

Dalam Serial Umar bin Khattab

Ketika itu khalid bin walid tengah memimpin pasukan kaum muslimin di Syam yang saling berhadapan dengan pasukan kafir romawi.

Dan Kemenanganpun di tangan kaum muslimin.

Selepas peperangan baru terdengar bahwa Khalifatu rasulillah (Abu bakar) meninggal, yang berarti kepemimpinan kaum muslimin pada saat itu di serahkan kepada Umar bin Khattab radhiyallahu 'anhu.

Dengan adanya kabar ini, tentu banyak yang bersedih hati mendengarnya. terlebih mereka yang sedang siaga di medan perang.

Dengan bergantinya kepemimpinan Islam, sistempun berubah, ada terjadi perombakan pada bidang militer yang berujung di gantinya posisi Khalid bin walid sebagai Panglima tertinggi menjadi komandan lapangan.

Ada sesuatu yang menarik dari percakapan kedua Sahabat Rasulullah ini, yaitu ketika Abu ubaidah (Pengganti Khalid) mendengarkan perkataan Khalid saat tau Umar menggatikan kepemimpinan.

"Sejujurnya aku lebih senang kepadanya (Abu Bakar) daripada Umar, akan tetapi Umar sekarang menjadi Khalifah. Dan Aku WAJIB untuk TAAT dan Patuh kepadanya."

"Aku siap diperintahnya mejadi prajurit dan berjihad... Di bawah pimpinan Abu Ubaidah. Karena Saya berperang Bukan karena Umar, tetapi karena Allah." Ucap khalid bin Walid.
 
Masya Allah, beginilah akhlak Salaf aṣ-Ṣālih dalam bersikap. bukan main main, seorang ksatria yang diberi julukan Pedang Allah yang terhunus bisa bersikap begini. lantas bagaimana dengan kita ?

Sebelum saya melanjutkan serial yang keren ini, ada point yang menarik untuk dibahas, yaitu Sikap khalid kepada Penguasa.

Umar Bin Khattab adalah sosok pemimpin yang sebanarnya kita tau kapasitas beliau ini seperti apa. Jika untuk membandingkan dengan pemimpin era sekarang saya rasa jauh sekali bahkan tidak apple to apple. 
 
Maka dari itu, sebenarnya tidak ada alasan yang harusnya tidak Khalid sukai dari beliau radhiyallahu 'anhu ini kecuali pergantian posisi di medan perang, yang mana Khalid membandingkan Umar dengan Khalifatu rosulillah (Abu Bakar) yang lebih dia sukai. 
 
Selesai-

Jika boleh kita bicarakan dengan bahasa kekinian, ditengah fitnah yang bergejolak ini. Kita sering dipusingkan, bahkan kerap menjadi olok-olokan ketika bersikap taat kepada Pemimpin Negara.
 
Kembali ke pembahasan di atas bahwa saya tidak bermaksud untuk membandingkan Pemimpin Islam dulu dengan Pemimpin era sekarang, karena jika di bandingkan sangat tidak Apple to apple. jika terus menerus di bandingkan akan muncul sekelumit permasalahan yg tidak henti hentinya. Mulai dari Sistem hingga tetek bengek demokrasi hukum thogut bla bla blaa, pusing.

Saya tidak menghakimi Organisasi, kelompok, atau individu lainnya mengenai perkara Penguasa dan pemerintahannya saat ini, tetapi saya hanya ingin bersikap. ya, walaupun saya tidak menyukai Keadaan negeri kita saat ini terlebih ketika berbicara Pemimpinnya. 
 
"Tapi apalah daya, saya hanya berusaha untuk tidak keluar dari ketaatan, sikap saya begini bukan karena siapa dan Bagaimana Pemimpin kita hari ini, Tetapi ketaatan ini Karena Allah." 
 
Bersikaplah seperti kesatria layaknya KHALID BIN WALID akhi. Wallahu a’lam bish-shawab.
 
 

0 komentar:

Posting Komentar