Sabtu, 22 April 2017

Bersilaturahmi Dengan Warga, Dengan Mengikuti Yasinan







Pertanyaan:

Untuk dapat bersilaturahim dengan ibu2 di lingkungan rumah saya, saya mengikuti pengajian yasinan setiap malam Jumat. (Saya pendatang dan aktifitas saya sering di luar rumah jadi otomatis saya tidak banyak bergaul dengan warga). Hanya itu tujuan sy ikut pengajian yasinan. Dalam kegiatan tsb hanya ada tausiah dr pemimpin majelis ta’lim kemudian dilanjutkan zikir dan membaca Yasin Fadhilah. Bacaan surat Yasin diselingi doa doa. Pertanyaan sy apakah saya berdosa ikut kegiatan tsb ? Krn dikatakan bahwa Yasinan itu tdk ada contohnya dari Rasulullah.
Hendrawati (HN-013)

Jawaban:

Wa Alaikum Salam Warohmatullohi Wabarokatuh
Segala puji bagi Alloh Rabb semesta alam. Semoga sholawat dan salam tercurahkan kepada Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Amin

Menjalin hubungan baik dengan tetangga merupakan ajaran dalam agama Islam. Rosululloh sholallohu’alaihi wasallam bersabda:

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

“Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Di antara bentuk memuliakan tetangga adalah mengunjunginya saat sakit, memperhatikan kebutuhannya, salam, senyum saat bertemu, memberu hadiah, tidak mengganggunya, tidak menyakitinya dengan perkataan maupun perbuatan dll.

Adapun batasan dalam menjalin hubungan baik ini adalah selama tidak melanggar batasan-batasan ajaran agama Islam. Jika diadakan acara-acara yang tidak dibenarkan dalam Islam maka tidak boleh ikut serta di dalamnya seperti acara dangdutan dll. Acara Yasinan dan dzikir jamaah termasuk acara yang tidak pernah dicontohkan oleh Rosululloh sholallohu’alahi wasallam dan para sahabatnya. Sehingga tidak ikut serta dalam acara tersebut berarti lebih taat kepada Alloh subhanahu wata’ala dan Rosul-Nya.

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

“Tolong-menolonglah kalian dalam mengerjakan kebaikan dan takwa serta jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Maidah [5]: 2)

Demikianlah jawaban yang dapat Kami berikan. Semoga bermanfaat.

Wallohu Ta’ala A’lam



Sumber: Hasmi

Apakah Lucifer, Samiri Dan Dajjall Itu merupakan Sosok yang sama?


Pertanyaan:

Assalamu’alaikum ustadz. Saya mau bertanya.
Apakah Lucifer, Samiri Dan Dajjall. Itu merupakan Sosok yang sama?
Terima kasih
Ahmad Sofyan (SF-002)

Jawaban:

Waalaikumussalam warohmatulloh wabarokatuh.
Sebutan lucifer tak dikenal dalam Istilah Islam, kemudian Samiri dan dajjal adalah dua makhluk Alloh subhanahu wata’ala yang berbeda, walaupun keduanya kafir kepada Alloh subhanahu wata’ala.
Samiri adalah seorang kafir dari kaum Nabi Musa sedangkan dajjal adalah makhluk paling kafir kepada Alloh yang akan ada pada akhir zaman dan akan dibunuh oleh Nabi Isa ‘alaihissalam.
Tentang Samiri Alloh subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Toha ayat 97:

قَالَ فَاذْهَبْ فَإِنَّ لَكَ فِي الْحَيَاةِ أَنْ تَقُولَ لَا مِسَاسَ وَإِنَّ لَكَ مَوْعِدًا لَنْ تُخْلَفَهُ وَانْظُرْ إِلَى إِلَهِكَ الَّذِي ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا لَنُحَرِّقَنَّهُ ثُمَّ لَنَنْسِفَنَّهُ فِي الْيَمِّ نَسْفًا
“Berkata Musa: “Pergilah kamu, Maka Sesungguhnya bagimu di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: “Janganlah menyentuh (aku)”[ Maksudnya: supaya Samiri hidup terpencil sendiri sebagai hukuman di dunia]. dan Sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah Tuhanmu itu yang kamu tetap menyembahnya. Sesungguhnya Kami akan membakarnya, kemudian Kami sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa Abu yang berserakan).”

Samiri terus hidup sendiri tanda dapat bergaul dengan orang lain sebagai hukumannya sampai dia mati.
Wallahu’alam.


Sumber: hasmi

Minggu, 26 Februari 2017

Muslim Cyber Army dan Bahaya Rekayasa Sosial







No System is Safe - begitu ungkapan yang saya dengar dari film Who am i, sebuah film yang mengisahkan beberapa orang hacker jalanan hingga mampu meretas sistem keamanan badan intelijen. Mereka menggunakan CLAY sebagai nama Cyber nya, sebagaimana kelompok Cyber lainnya yang lebih tenar yaitu Anonymous atau yang melegenda lagi seperti Milw0rm. Tapi CLAY hanyalah fiksi yang menurut saya lumayan epic.

Bicara tentang Cyber... Akhir-akhir ini kita masih dihebohkan dengan aksi damai bela Islam beberapa waktu lalu. Iya, aksi ini luar biasa bagi saya yang pernah kecanduan membaca buku tentang revolusi, hehe. Umat Islam dengan jutaan massa tumpah ruah memadati jalan melakukan demonstrasi besar besaran. Ada hal penting yang perlu kita amati dari kejadian besar ini yaitu, mengkoordinir massa.

Dalam teori Lenin, yang mampu memimpin revolusi ialah Rakyat yang terdiri dari proletar dan kaum tani. Dalam konteks Islam justru tidak sesempit itu, buktinya kita lihat persatuan kelas hingga Manhaj sangat bersinergi dalam aksi pertama hingga yang paling belakangan ini (aksi 212 FUI).
Antusiasme masyarakat sangat luar biasa, diluar kendali namun tetap damai.

Ada pertanyaan yang mestinya harus di jawab, bagaimana bisa mengkoordinir massa yang jumlahnya jutaan?
Dengan bangga serentak kita menjawab, Media Sosial! Luar biasa.

Beberapa waktu lalu saya sempat menulis sebuah artikel dengan judul "media sosial adalah senjata".
Benar saja, pasca mampusnya Lennon di tembak fans fanatiknya, kini istilah a revolusion from my bed nya seolah terjadi di kehidupan Dunia nyata. Seni mengkoordinir massa tidak lagi sekuno dulu. Semua orang bisa bergerak, tinggal bikin hashtag, klik, Dan, Boomm!

Maka, jika dengan metode ini sudah berhasil, tidak seru jikalau Cyber Intifada Socmed ini tanpa nama. Harus di kenal layaknya CLAY pada film Who Am I, atau terlalu malu kalo masih mengatasnamakan Anonymous.

Maka Muslim Cyber Army lah nama yang pantas di berikan kepada gerakan Mega Cyber yang mampu mengkoordinir massa dengan jumlah jutaan banyaknya ini.
Tapi taukah kita siapa di balik gerakan cyber ini ? Saya tidak ragu, semuanya adalah Muslim yang kompak. Tetapi saya hanya takut gerakan Cyber ini kecolongan kemudian di manfaatkan oleh sebagian orang untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok. Karena gerakan tanpa komando akan menghasilkan sesuatu yang fatal.

Dalam film Bastille day yang menceritakan seorang spesialis copet Amerika yang tinggal di Paris. Ribuan demonstran bisa digerakkan oleh gerakan cyber tanpa identitas, lewat hashtag dan viral social media dan beberapa postingan video provokasi mengenai keadaan fasisme aparat negara Perancis terhadap imigran. Jelas, tanpa ada rekayasa sosial terlebih dulu, konflik Cyber Takan muncul hingga aksi demonstrasi.

Rekayasa sosial ini merupakan campur tangan atau seni memanipulasi sebuah gerakan ilmiah dari visi ideal tertentu yang di tujukan untuk mempengaruhi perubahan sosial, Bisa berupa kebaikan maupun keburukan. Tergantung kondisi.

Dalam film Bastille day, tentu agen dari rekayasa sosial tadi adalah Aparat negaranya (RAPID/semacam satuan anti huru-hara) yang ingin melakukan pembajakan cadangan devisa negara Perancis. Dan ternyata belakangan di ketahui tim Cyber mereka pula lah yang memprovokasi demonstrasi imigran besar besaran itu. Konspirasi yang menakjubkan bukan ?

Saya tidak mengatakan Muslim Cyber Army sedang di susupi dan dibuat seperti skenario di atas, Hanya saja saya merasa khawatir akan hal serupa.
Khawatir kepada mereka yang memiliki kepentingan, Dan khawatir terhadap mereka yang menyalahgunakan kuasa.
Semoga saja tidak~

*Penulis juga khawatir gajih bulanan telat dan bonus tahun ini tak kunjung cair.

Senin, 20 Februari 2017

Takdir Eropa dan Kekalahan Turki Usmani dalam Sepotong Roti Croissant


Oleh: Raidah Athirah

Siapa menyangka dalam gigitan sepotong roti croissant yang tersohor dengan serpihan renyah nan gurih, tersimpan sejarah pahit kekalahan pasukan Turki Usmani dalam pertempuran di Wina. Kekalahan ini juga menandai tertutupnya pintu ekspansi Islam di jantung Eropa. Beberapa legenda kuliner lahir dari peristiwa ini salah satunya roti croissant. Bahasa Perancis mengenal croissant dengan nama Viennoiserie.

Roti ini tiba di Perancis atas jasa Marie Antoinette yang merupakan putri raja Austria yang menikah dengan Raja Perancis. Ia menjadikan roti Croissant santapan pagi untuk mengingat sejarah bangsanya.
Legenda lain menyebutkan bahwa roti Croissant pertama kali dibuat di Wina sebagai hadiah kepada raja Jan Sobieski atas kemenangannya mengalahkan pasukan Turki Usmani.

Banyak dari kita menyangka bahwa roti yang berbentuk bulan sabit atau disebut croissant ini berasal dari Perancis. Seperti kutipan dari Anthony Bourdain;

"Food is everything we are. It's an extension of nationalist feeling, ethnic feeling, your personal history, your province, your region, your tribe, your grandma. It's inseparable from those from the get-go.”

Perjalanan sejarah tentang roti lezat bernama croissant ini seperti mewakili apa yang diucapkan Bourdain. Tentang rasa kebangsaan, etnik, wilayah, kenangan keluarga serta rahasia sejarah. Seringkali rasa penasaran membuat hati ini menelusuri kisah-kisah sejarah. Dan sampailah pada kisah legenda sepotong roti croissant.

Croissant bukanlah kuliner baru di Eropa. Beberapa negara yang saling bertaut sejarah telah mengenal nama Croissant seperti Kifli di Hungaria yang berarti "memutar seperti bulan sabit, Kipferl di Jerman, di Austria, Bosnia dan juga Serbia mengenal nama кифла / kifla. Di Rusia disebut рогалик / rogalik. Ukraina menyebutnya рогалик / rohalyk. Bulgaria dan Macedonia memiliki nama yang sama кифла / kifla, ro?ok di Slovakia dan orang Polandia menyebut roti ini rogal atau rogalik.

Ketika kita ingin memahami sejarah secara utuh maka kita perlu menyusun balok-balok pengetahuan ini menjadi satu. Dengan sendirinya kita dapati rangkaian-rangkaian peristiwa masa lalu tergambar dengan jelas.

Siapa menyangka dalam gigitan sepotong roti croissant yang tersohor dengan serpihan renyah nan gurih, tersimpan sejarah pahit kekalahan pasukan Turki Usmani dalam pertempuran di Wina. Kekalahan ini juga menandai tertutupnya pintu ekspansi Islam di jantung Eropa...

Seperti halnya warung-warung kopi yang muncul, roti croissant juga menceritakan tentang perang, kekalahan di pihak lawan, politik, serta pernikahan. Ini yang menjadi perjalanan panjang sejarah sepotong roti croissant.
Polandia di masa lalu merupakan rumah bagi tiga kerajaan yakni Rusia, Prusia (sekarang Jerman) dan Austria. Di masa itu pembuat roti dari Polandia sudah menjamur di Austria. Para pembuat roti terkenal sebagai para pekerja keras yang terbiasa bekerja lebih awal dari kebanyakan penduduk lainnya.

Kebiasaan bangun dan bekerja lebih awal ini menjadi pintu (keberuntungan) para pasukan gabungan dari Prusia dan Polandia yang dipimpin oleh Raja Jan III Sobieski yang mengalahkan ribuan tentara Turki Usmani. Keberkahan waktu fajar mungkin tak dipahami oleh para pembuat roti melainkan telah mendarah daging dalam diri mereka sebagai orang-orang pekerja keras.

Pasukan Turki Usmani saat itu dipimpin oleh Kara Mustafa hampir saja menguasai jantung Eropa. Para sejarawan barat menggambarkan Kara Mustafa sebagai pemimpin perang yang brutal. Pada saat yang sama, sosok ini juga dikagumi karena menjadikan hampir seluruh wilayah Eropa berada dalam kekuasaan Turki Usmani. Inilah zaman yang menandai era penyebaran Islam di jantung Eropa. Sayangnya, kegemilangan Islam ini tidak terlihat dalam peta Eropa hari ini.


***


Para sejarawan barat menggambarkan Perang Wina sebagai 'Perang Takdir ' atas nasib Eropa. Dan takdir Eropa mengikuti sang kurir (pastry) Franciszek Jerzy Kulczycki saat ia berlari meminta bantuan kepada Raja Jan III di Warsawa. Selain sebagai kurir pastry, Kulczycki juga dikenal sebagai seorang ahli bahasa, ( Ia menguasai bahasa Arab, Turki, Jerman, Polandia dan Prancis) mata-mata, diplomat dan juga pahlawan bagi orang Eropa.

Saat itu ia mendengar tapal kuda pasukan Turki Usmani semakin mendekat. Pasukan Turki Usmani saat itu telah mengepung Austria dan melahirkan ketakutan yang amat sangat.
Para sejarawan menggambarkan kepanikan para penduduk yang lari termasuk raja Austria. Kepanikan itu tercermin dari bunyi lonceng gereja yang bersahut-sahutan. Rumah-rumah pun dikosongkan dan para pendeta khidmat memohon pertolongan Tuhan.

Ini adalah lambang kekalahan pasukan Turki Usmani dengan pasukannya yang berlapis-lapis. Jadi saat mereka memakan roti tersebut, hal ini mengingatkan mereka akan kekalahan tersebut dan mengejek (saat menyantap croissant)...

Takdir tak berpihak kepada Kara Mustafa. Sang pembuat roti yang lari ke Warsawa menginformasikan tentang kekuatan dan rencana pasukan Turki Usmani yang sedang menggali tunel kepada Raja Polandia.
Austria adalah sekutu Polandia saat itu. Sejarah kekalahan Polandia melawan Turki Usmani menjadikan informasi sang pembuat roti menjadi momentum besar bagi Raja Jan III Sobieski. Sang raja pun mengumpulkan pasukan militer yang merupakan gabungan dari para prajurit Polandia, Prusia, dan Austria untuk berbalik mengepung pasukan Turki Usmani.

Puncak dari pertempuran ini adalah Perang di Wina yang terjadi pada musim dingin di tahun 1683 dengan kekalahan paling pilu yang diingat sejarah terhadap Kekaisaran Turki Usmani. Sang Jendral, Kara Mustafa dihukum mati oleh Sultan Mehmed IV di Belgrade,Serbia atas kekalahan paling pahit dan memalukan bagi Kekaisaran Turki Usmani.

Konon, untuk merayakan kemenangan ini para pembuat roti diberi penghargaan. Mereka diperintahkan membuat roti yang mirip bulan sabit dengan bentuk berlapis-lapis. Ini adalah lambang kekalahan pasukan Turki Usmani dengan pasukannya yang berlapis-lapis. Jadi saat mereka memakan roti tersebut, hal ini mengingatkan mereka akan kekalahan tersebut dan mengejek ( saat menyantap croissant ):
"Kami telah menggigit pasukan Turki Usmani!"

Orang -orang bergembira dan merayakan dengan menjadikan sepotong roti croissant dalam santapan pagi di seluruh Eropa.


***


Setelah pertempuran berakhir warga Wina menemukan banyak karung kopi di perkemahan Turki yang ditinggalkan. Dengan menggunakan kopi-kopi yang ditinggalkan ini, Sang Kurir Franciszek Jerzy Kulczycki membuka warung kopi ketiga di Eropa. Ini juga menandai era berdirinya warung kopi di Eropa.

Ah! Mengingat sejarah terkadang pahit, meskipun demikian kita perlu memahaminya untuk menggali hikmah yang terserak. (vic)


Polandia,18 Februari di Musim Dingin 2017


Diolah dari berbagai sumber

Sabtu, 10 Desember 2016

Media Sosial Adalah Senjata!

Akhir-akhir ini dunia maya tengah hebohnya melakukan pemblokiran terhadap akun akun Facebook yang dinilai bersikap lantang terhadap otoritas pemerintah. setelah aksi 212 yang pecah kemarin, seolah olah dunia maya dijadikan senjata oleh kalangan netizen guna mempengaruhi kebijakan di kehidupan nyata. Sebagai contoh, Sari Roti. ya, Sari Roti merupakan sebuah merek roti ternama di Indonesia yang diproduksi oleh PT. Nippon Indosari Corpindo. Merek roti ini pertama kali ditampilkan pada tahun 1995 (Wiki). Sebagai dampak aksi 212, Roti yang hampir berumur 22 tahun ini menjadi bulan bulanan netizen dunia maya. Hingga kabar terakhir yang ane liat sih, sahamnya anjlok!

Artinya, pengendalian Isu dunia maya hampir bisa menggeser sedikit kebijakan ekonomi.
Tidak sampai disitu, saking mengerikan nya jagad perduniaan maya ini, Polisi Cyber pun di sebar di berbagai Media sosial guna menyelidiki isu apa yang sedang berkembang di jagad maya.
Belum lagi sebelumnya dikuatkan dengan keluarnya Surat Edaran dari kapolri Nomor: SE/6/X/2015 tentang Penanganan Ujaran Kebencian.
Ibarat main catur, para kritikus dunia maya secara resmi diberangus ! 

Di lain cerita, kaum muslimin banyak berseberangan selepas aksi fenomenal 212 ini. Banyak diantara Hizbi, Ikhwani, dan salafy makin membara mengobarkan permusuhan. permasalahan yang tadi nya sudah mulai mengerucut pada saat surat Al-Maidah dilecehkan, akhirnya bertambah besar fitnah perpecahan yang melanda kaum muslimin. banyak istilah istilah yang muncul selepas aksi 212 ini. Saya tidak menyalahkan yang terjadi pada aksi 212, karena sebagaimana yang di tuliskan oleh Ust.Perdana Akhmad melalui akun Facebooknya, bahwa peran Muslim Mega-Cyber Army tidak lepas dari kesuksesan aksi tersebut.
Yang artinya, saya adalah salah satu dari sekian puluhan ribu orang yang termasuk dalam Muslim Cyber Army. Alhasil, Jika hal ini kita anggap sebuah fitnah, maka saya sudah berada di dalamnya.

Pasang Badan.

Saya menganggap hal ini merukan hal yang serius karena Media sosial benar-benar menjadi senjata bagi tiap individu. tiap orang dengan mudahnya menjadi lawyer di media sosial, pengamat politik dadakan, aktivis, Ustadz, bahkan menjadi informan, hingga intelijen-pun bisa di perankan di media sosial.

Kita perlu tau, banyak kasus-kasus kekerasan Rumah tangga dan penyiksaan anak yang menjadi viral di Media sosial kemudian pelaku kekerasan tersebut dengan mudah tertangkap. itu karena sebuah video yang di upload ke media sosial.
Artinya, media sosial bukan lagi sebuah media yang hanya sekedar untuk penyampai informasi, tetapi perannya mengarah pada suatu perubahan sosial.

Beberapa tahun lalu di negeri Arab, kita mengenal istilah Arab Spring. Adalah sebuah ujuk rasa dan gelombang protes massal yang di lakukan oleh masyarakat di negara arab seperti Tunisia, Mesir, perang saudara di Libya, pemberontakan sipil di Bahrain, Suriah, Yaman, dan ada beberapa negara Arab lagi yang merasakan dampak dari Arab Spring ini. dan perlu di ketahui, peran Media sosial lah yang menjadi salah satu pemicunya.

Ya, bisa di ibaratkan dengan kondisi negara kita ketika terjadi aksi 212 kemarin. Media sosial lah yang membantu berkomunikasinya antara satu dengan yang lain, Saling mengorganisir satu sama lain, dan memberikan Informasi kejadian ter-update di lapangan.

Kita sebagai netizen yang aktif bermedia sosial, saya rasa sudah saat nya bertindak hati-hati dalam memposting status, video, dan gambar. karena dunia maya bukan lagi tempat untuk bersenang-senang saja. Tiap postingan akan kita pertanggung jawabkan, Kita harus serius dalam bermedia sosial. karena bisa jadi, kita sedang di awasi!

Jadi, Pergunakanlah media sosial untuk hal yang bermanfaat, terutama untuk melakukan perubahan, Media Sosial adalah senjata tajam kita.
Terkhusus kita sebagai muslim, banyak sekali buzzer buzzer yang kerap melakukan Bully terhadap Agama kita di media sosial. harusnya kita fokus saja melawan buzzer Ah*k di Dunia maya, bukan sebaliknya, malah kita yang saling bermusuhan, nyinyir antar golongan dan hina antar kelompok.
Hingga terakhir Akun Pribadi saya (Edy Irwanto) yang hampir 7 tahun menjadi korban Report masal, lalu tumbang. entah siapa yang melakukannya, miris sekali.

Jika hal ini dibiarkan terus berlangsung, saya khawatir kita menjadi kontributor atas tiap perpecahan dalam tubuh kaum muslimin. Dengan bangganya kita berkata "ane telah menumbangkan 2 akun,7 akun,hingga puluhan akun".

Lantas, apa artinya persatuan kita saat geram dan marahnya hati ketika agama di nistakan ?
Atau kita sepakat saja bahwa benar Persatuan kita saat ini adalah Persatuan kebon Binatang ?
Wallahu A'lam Bishawab.

Sekian.~




Selasa, 22 November 2016

Berikanlah kepada Kami Hidayah ke Jalan yang Lurus

Bismillah...

Alhamdulillah saya ucapkan beribu-ribu syukur kepada Allah, karena atas rahmat-Nya lah hingga hari ini saya masih bisa berdiri tegak di bumi ini.
Dan juga atas rahmat-Nya juga lah, yang manusia yang banyak memiliki khilaf dan terkadang dosa menyadari kekeliruan dalam memahami agama yang mulia ini.

Tidak lupa juga Shalawat serta salam kita ucapkan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yang insya Allah senantiasa akan memberi syafaat kepada pengikut beliau di akhir jaman.

Sengaja saya tuliskan pembukaan tulisan saya kali ini seformal mungkin, karena tidak ada pembuka yang pas lagi kiranya selain kata kata di atas dalam catatan kali ini.

Allah Ta'ala berfirman dalam hadits Qudsi :

"Wahai hamba hambaku, kalian semua tersesat kecuali orang yang aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepadaku niscaya aku akan berikan petunjuk kepada kalian".

Kemudian Allah Ta'ala juga memerintahkan kepada hamba-nya untuk selalu berdoa dan memohon hidayah Taufik kepadanya, dalam surat Al Fatihah :

  ا هدِنّا الصِّرَ اطَّ الْمُستَقِيْمَ

"Berikanlah kepada kami hidayah ke jalan yang lurus".

Jadi jelaslah dalam perkara hidayah ini perlu kita sepakati bersama, bahwa hidayah memang perlu di usahakan. Dalam artian Sederhananya disini ialah berusaha dan berdoa.

Kemarin, tapatnya tgl 19 november 2016, kami berangkat dari Sampit menuju Palangkaraya dalam rangka menghadiri kajian Ustadz. Sopyan chalid Ruray yg di adakan oleh ikhwan masjid Imam nawawi, palangkaraya.

Terkhusus bagi saya, saya merasa paling antusias di antara ikhwan yg berangkat, tapi sebenarnya sih kami semua antusias dgn kajian kali ini. Terbutki ada 4 buah mobil yang berangkat waktu itu.
Seperti biasanya selepas kajian, kita diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan di atas kertas seputar tema yang di bahas.

Kebetulan sekali, waktu itu beliau membawa kan tema "Manhaj & Akidah Ahlus sunnah Wal jama'ah". Sebelumnya, saya memang berencana mengajukan pertanyaan, walaupun agak melenceng dari tema yang di bahas, pikir saya waktu itu.

Qodarullah, semoga Allah senantiasa memberi saya hidayah, ternyata dalam tema yang di bawakan beliau (red. Ustadz Sopyan chalid ruray) sangat pas sekali dengan pertanyaan yang ingin saya ajukan. Dari 10 prinsif Ahlus sunnah Waljama'ah yang beliau uraikan, pada Prinsif ke 5, bahwasanya :

"Taat kepada Pemerintah muslim yang adil maupun Dzolim, dan tidak memberontak!".

Saya sempat tertegun karena ketika beliau mengucapkan hal ini.

langsung saja pikiran saya melayang jauh kebelakang, ketika saya sering membuat provokasi di media sosial terhadap pemerintah. Pikiran saya dulu sih, saya tidak takut terhadap apa yang menimpa saya ketika apa yang saya ucapkan adalah kebenaran. ternyata oh ternyata, kebenaran yang selama ini saya pertahankan adalah sebuah kesalahan fatal dalam Manhaj yang saya cintai, yaitu Manhaj salaf ini.

Saya masih ingat ketika beliau menjelaskan tentang dua tipe pemimpin, yang pertama Pemimpin yang adil. Adil dalam artian menegakkan Syariat Islam di dalam sebuah negara yang di pimpinnya. dan yang kedua, ialah pemimpin yang dzalim. Dzalim dalam artian tidak menerapkan Hukum Allah dan Rasulnya.
Allah berfirman dalam surat An-nisa ayat 59 :

 يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ

 "Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu".

Seperti yang kita ketahui bersama, makna ulil amri sering di perdebatkan di belantara dunia maya hingga dunia nyata. Banyak sekali perbedaan pendapat mengenai ini.
Bicara Indonesia, negara mayoritas muslim sekaligus sebuah negara yang berhukum pada hukum thogut demokrasi, yang pada belakangan ini sangat gencar sekali upaya untuk men-Syariahkannya, Makna Ulil amri ditolak oleh sebagian kalangan. tersamasuk saya di dalamnya, dulu.
Karena dulu saya berkeyakinan bahwa Ulil amri adalah "yang wajib ditaati dari kalangan orang-orang beriman saja". diluar dari itu, tertolak!

Dalam potongan surat An-Nisa ayat 59 terdapat ayat yang berbunyi "وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ", artinya "dan ulil amri di antara kamu" yang mana berdasarkan penjelasan Ustadz Sopyan, "ulil amri diantara kamu" itu merupakan penegasan bahwa apapun hasil yang membuat seseorang menjadi pemimpin, entah dari hasil yang Dzolim sekelas Demokrasi sekalipun apabila di sematkan kata "Diantara kalian" yang maksudnya disini adalah kalian orang orang yang  Muslim. Selama pemimpin tersebut berasal dari golongan kaum Muslimin dari kalian, maka Wajib Hukumya di taati !
Berdasarkan Hadist Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Hudzaifah bin Al Yaman :

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« يَكُونُ بَعْدِى أَئِمَّةٌ لاَ يَهْتَدُونَ بِهُدَاىَ وَلاَ يَسْتَنُّونَ بِسُنَّتِى وَسَيَقُومُ فِيهِمْ رِجَالٌ قُلُوبُهُمْ قُلُوبُ الشَّيَاطِينِ فِى جُثْمَانِ إِنْسٍ ». قَالَ قُلْتُ كَيْفَ أَصْنَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنْ أَدْرَكْتُ ذَلِكَ قَالَ « تَسْمَعُ وَتُطِيعُ لِلأَمِيرِ وَإِنْ ضُرِبَ ظَهْرُكَ وَأُخِذَ مَالُكَ فَاسْمَعْ وَأَطِعْ ».
Nanti setelah aku akan ada seorang pemimpin yang tidak mendapat petunjukku (dalam ilmu, pen) dan tidak pula melaksanakan sunnahku (dalam amal, pen). Nanti akan ada di tengah-tengah mereka orang-orang yang hatinya adalah hati setan, namun jasadnya adalah jasad manusia. “

Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang harus aku lakukan jika aku menemui zaman seperti itu?”

Beliau bersabda, ”Dengarlah dan ta’at kepada pemimpinmu, walaupun mereka menyiksa punggungmu dan mengambil hartamu. Tetaplah mendengar dan ta’at kepada mereka.” (HR. Muslim no. 1847. Lihat penjelasan hadits ini dalam Muroqotul Mafatih Syarh Misykah Al Mashobih, 15/343, Maktabah Syamilah).

Maka dari sini jelaslah bahwa tidak ada alasan bagi saya untuk berlepas diri dari pemerintahan yang kita sekarang ini, walau pemerintahan ini Dzalim menurut saya.

Terakhir, sebelum beliau menutup sesi tanya jawabnya di antara kami, saya masih ingat di awal tadi ketika saya ajukan pertanyaan seperti ini :

"Ustadz, bagaimana caranya supaya saya kembali ke manhaj salaf, setelah dulu pernah terjatuh kepemahaman yang sering mencela Pemimpin dan pemerintah ketika di media sosial ?", sambil tersenyum beliau menjawab:

"Bertobatlah dengan hati yang Ikhlas karena Allah, Buat klarifikasi di media sosial bahwa sekarang tidak lagi melakukan hal semacam itu. Berlakulah seperti Abul Hasan Al Asy’ari yang bertaubat seraya berkata "Aku melepaskan keyakinan Mu’tazilah dari pemikiranku, seperti halnya aku melepaskan jubah ini dari tubuhku". 

Sungguh, ini merupakan Faidah yang sangat berarti dalam hidup saya setelah sekian lama terjatuh pada pemahaman yang menyimpang.

Jujur saya ingin menuliskan hal ini secara langsung di media sosial, ter khusus facebook. tapi saya belum kuat karena pasti sudah di Tahdzir oleh beberapa Ikhwan temen saya. haha...
Hingga saya memutuskan untuk menghubungi salah seorang teman saya, melalui WhatsApp menanyakan hal serupa seperti ini :

"Sob, ente nanti batal ya ikut demo tgl 2 desember?" dan Alhamdulillah beliau katakan "iya", alasannya hampir sama seperti yang saya tuliskan. dan dia katakan hidayah datang ketika menghadiri kajian Ust. Reza Syafiq Basalamah. Barakallahu fiikum.

Sebagai penutup, sekedar mengingatkan wahai ikhwah, bahwasanya ciri ciri Khawarij itu ada dua macam ; Pertama, mereka memberontak dengan senjata. dan yang kedua, menebarkan provokasi melalui lisan. hal tersebut di jelaskan oleh beliau (Ust. Supyan Chalid Ruray) dan salah satu Ustadz pembimbing saya, yaitu Ustadz Malik ashari. Jazakumullah khoir saya ucapkan.







Sampit, di tengah hura hara dunia maya, 22 November 2016.
 
 
 
Saya, Edy Irwanto.

Senin, 24 Oktober 2016

Bicara Gus Dur

Kita sebetulnya musti proporsional dalam menyikapi pernyataan org banyak bahwa Gus Dur adalah seorang wali.

Banyak referensi yang kita temukan bahwa beliau adalah seorang Pluralis. Bahkan ada yg mengatakan bapaknya pluralisme Indonesia. W.o.w!

Walau sebenarnya Pluralisme sendiri adalah kata yg ambigu. Jadi untuk perkara ini tidak perlu kita bahas, toh sudah ada Nusron Wahid sang ahli tafsir abad ini.

Yang perlu kita fahami & sepakati bersama adalah; Sikap beliau sendiri.

Contoh nya Soekarno, sehebat dan setinggi tingginya ilmu beliau terhadap agama ya tetap beliau seorang Nasionalis tulen yang kita ketahui.
Tan Malaka, walaupun doi pernah ngomong "Dihadapan Tuhan dia seorang muslim" tapi secara dzohir beliau itu komunis sejati.

Selamanya kita tidak bisa mengukur level keimanan seseorang. Tetapi level keimanan tersebut di ukur dari sikap dan implementasi seseorang terhadap keyakinan yg di belanya.

Begitu juga ketika kita berbicara tentang Gus Dur.

Masih ingat qoutes beliau yang Masyur ?
"Tidak penting apapun agama atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa Agamamu..."

Saya katakan bahwa ternyata;
Akhlak mulia Rasulullah di tolak oleh semua kaum musyirikin! Itu lantaran beliau beragama ISLAM. 

Jadi, saya lebih suka mengatakan Gus Dur seorang Pluralis pada waktu beliau hidup ataupun meninggal. Sekian~