Sabtu, 12 Agustus 2017

Free Thinker

Banyak yg ketakutan ketika mendengar istilah ini. Bagaimana tidak, istilah yang dinisbat kan kepada pemikir bebas di Eropa ini menjangkiti tubuh muslimin di dunia permaya'an sehingga mengkhawatirkan beberapa kelompok.

Tahun 2010 ketika saya kali pertama mengkhatam kan novel fenomenal Achdiat k. Mihardja, yaitu Atheis. Yang beriringan pula dengan gencar nya saya berbedat di FP Komunitas Atheis Indonesia. Sering sekali saya temukan anak anak free thinker ini ikut nimbrung. Mungkin, referensi mengenai apa dan bagaimana free thinker itu akan banyak berseliweran di google, bung. Cari sendiri!

Belakangan ini muncul istilah Free thinker dikalangan jama'ah facebookiyah. Menariknya, istilah ini di populerkan oleh kalangan Islamis sendiri.

Sebut saja Yunus Abdullah, lelaki yg terang terangan mengaku sebagai Wali ini mengklaim bahwa dirinya lah ketua Free thinker Syar'i di jagad perfacebookan. Kita iyakan saja, karena beliau lah yang pertama kali membuat grup Whatsapp lintas Manhaj sebagai bentuk ke-free thingkeran nya itu.

Apa dan bagaimana Free thinker syar'i itu, lagi lagi saya sarankan Add akun Yunus Abdullah, bung. Link Cari sendiri!

*Sebagai catatan dari sudut pandang saya sendiri:

Bahwa Free thinker syar'i adalah sekedar ungkapan dan kemudian menjadi bentuk perlawanan terhadap kejumudan ketika "membicarakan" persoalan umat Islam di era kontemporer.

Free thingker pun tidak bisa di pukul rata bahwa mereka semua sama. Setidaknya ada dua klasifikasi didalam Free thinker, yaitu ekstrem dan moderat.

Jika ditinjau dari sudut pandang penuntut ilmu, maka haruslah seseorang memilih menjadi Free thinker syar'i yg moderat. Dengan alasan menambah wawasan ke Islaman, dan tentu hal ini pun perlu di barengi dengan menuntut Ilmu dgn Ustadz yang Manhaj nya kokoh (bila mau) agar tidak salah dalam bersikap dan tidak goncang dlm menghadapi keras nya status di Facebook.

Kaidah menjadi free thinker itu simple punya -> "Kebenaran harus di terima walau pun keluar dari mulut musuh mu".

Hal ini berdasarkan hadist dari Abu Hurairah yg pernah di suruh Rasulullah menjaga zakat Ramadhan (zakat fitrah), yang kemudian syaitan mengajarkan nya membaca ayat kursi.

Jadi begitulah yg selama ini yg saya terapkan. Saya banyak berkawan dgn berbagai macam manusia di dunia maya. Saya senang. Lintas Manhaj, madzhab hingga Agama pun ada. No problem kok. Apalagi sekedar like dan komen di kolom status A atau B, Ahhh... Itu biasa bagi saya.


Sekian.


0 komentar:

Posting Komentar