Kamis, 29 Mei 2014

Omong kosong Hari ini

Hari ini, hari libur. setelah lama tidak bermaksud untuk menulis sesuatu yang tidak penting, aku memulainya dengan minum kopi dan naik ke loteng atas sekedar mengamati suasana di sekitar tempat aku tinggal.
aku agak curiga dengan tetangga sebelah, karena di loteng atas ada terdapat sesajen entah untuk siapa. oh ya, baru ingat dia adalah seorang tiong hoa, dan kurasa memang sudah biasa begitu.
Dan si abdi, teman sejawatku, sedang pergi ke palangkaraya katanya, nonton konser metal. Gorsgasm, nama band nya. tapi kurasa dia lebih berkepentingan untuk menemui pacarnya yang disana itu, daripada sekedar menonton konser.
dan juga mengenai teman ku, dia adalah nani, turut berduka atas meninggalnya ibu kesayangannya. kurasa dia lebih tabah daripada aku yang dulu kehilangan Ibuku.
oh, aku lupa... setelah hampir sekian bulan tidak beradu tangan dengan keyboard, rasanya canggung dan tidak ada tema yang tepat untuk menuliskan sesuatu. atau mungkin kita bicarakan pemilu ? ah, bosan euy...
karena saya tidak merasa baik ketika memilih seseorang yang bakal memimpin negeri ini. apa juga yang saya harapkan kepada negeri ini ketika dapat seorang pemimpin yang baik, benar, dan jujur ?
Mungkin kalian tidak sependapat dengan saya, tapi itulah adalah Hak saya. tidak benar jika saya adalah seorang yang golput untuk ini. saya memilih untuk tidak percaya terhadap dewan perwakilan dengan konsep demokrasi, dengan kemenangan melalui suara terbanyak. suara terbanyak yang diambil dalam kotak suara, kotak suara yang sekarang terbuat dari kardus, dengan biaya yang katanya miliaran, dengan bermilyar milyar duit rakyat untuk melaksakan pesta demokrasi itu. sedangkan diantaranya, masyarakat kami ada yang susah, ada yang makan cuma dengan nasi, ada yang nyari ikan nya dengan cara mancing dulu. itu semua adalah situasi rakyat indonesia yang sangat demokrasi ini. itu juga hanya sebagian kecil masyarakat yang merasa susah. ada lagi yang lebih susah dari itu.
Sedangkan, mereka sibuk membuat Blusukan kesana kemari, pencitraan lewat media masa. dan membayar para artis papan atas untuk memenangkan pemilihan umum nanti.
Saya sebenarnya sudah bosan dengan ini, harus beberapa kali menuliskan tentang pemilu dengan kecurangan-kecurangan nya seperti kejadian di Seruyan dulu, yang pernah saya tuliskan di Zine kami yang makin lama, makin usang. makin mempercepat proses pembusukannya.
Dan saya agak kecewa dengan kawanan yang sekarang jalan sendiri sendiri, tidak lagi membahas hal hal busuk seperti anti kapitalis. apa karena kami makin tua ? dan mengatakan ini sebagai bentuk Kompromi ?
Apa sekarang bentuk pemberontakan Si abdi dengan hanya kesana kemari mendatangi Gig Metal ? Apa sekarang si Abud lebih nyaman berfose ala Homo di danau ? apa sekarang si Jordi lebih nyaman merekam hasil nyanyian nya untuk para kimcil ? dan apakah saya sendiri lebih nyaman di balik monitor banal, yang hak miliknya adalah perusahaan yang kami sebut Korporasi ? Entahlah... semua itu omong kosong !
Dan ketika tadi malam saya menyelesaikan Novel dilan karya Pidi Baiq, saya terperangah meliat tulisan yang di kutip beliau. kira-kira begini :

"BARANG SIAPA YANG INGIN DAMAI, BERSIAPLAH UNTUK PERANG" (Ronald Reagan ).
Dia adalah presiden amerika ke-40.

Dan mungkin, bagi saya itu benar adanya. dengan cara yang berbeda beda.